Baru Diumumkan Masuk ke Indonesia, Inilah Gejala Covid-19 Varian Orthrus yang Harus Diwaspadai!

- Rabu, 22 Februari 2023 | 13:56 WIB
Baru Diumumkan Masuk ke Indonesia, Inilah Gejala Covid-19 Varian Orthrus yang Harus Diwaspadai!
Baru Diumumkan Masuk ke Indonesia, Inilah Gejala Covid-19 Varian Orthrus yang Harus Diwaspadai!

Bintara.id- Pada Selasa (21/2), Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengumumkan Indonesia lagi-lagi kecolongan varian SARS-CoV-2 baru. Selain meng-update angka kasus varian XBB.1.5 atau Kraken, Kemenkes mengonfirmasi 14 kasus varian CH.1.1. atau Orthrus.

Dilansir dari idntimes.com: Bagi yang tidak tahu, nama Orthrus (Ὄρθρος) diambil dari sosok anjing berkepala dua penjaga ternak Geryon yang dibunuh oleh Heracles di mitologi Yunani. Mayoritas kasus Orthrus ditemukan di DKI Jakarta. Apa yang perlu kita waspadai dari COVID-19 varian Orthrus?

Berasal dari ASEAN?

Dalam pernyataan resminya, Jubir Kemenkes, dr. M. Syahril, mengatakan bahwa Orthrus sebenarnya bukan varian baru di Indonesia. Pasalnya, kasus pertama COVID-19 varian ini sudah ada di Indonesia sejak 11 Oktober 2022. Malah, sebuah penelitian menemukan bahwa varian ini berasal dari ASEAN.

Baca Juga: Pakai Kartu Akses Polri, Pelaku Pelecehan Seksual di Transjakarta Ditangkap

Diunggah ke jurnal bioRxiv pada 17 Januari 2023, para peneliti Amerika Serikat (AS) di Ohio State University (OSU) mencatat bahwa varian Orthrus dideteksi di Asia Tenggara pada November 2022, dan "berkontribusi terhadap lebih dari 25 persen infeksi di Britania Raya dan Selandia Baru".

Masih cucu Omicron

Mungkin kamu tak akan terkejut mendengar ini. Varian Orthrus ternyata adalah "anak" dari subvarian Omicron BA.2.75 atau yang dikenal dengan nama "Centaurus". Oleh karena itu, wajar jika varian ini mewarisi "sifat" Omicron.

Para peneliti OSU mencatat bahwa CH.1.1 memiliki mutasi L452R di protein spike-nya. Anehnya, mutasi ini umum terlihat di B.1.617.2 (Delta) dan varian Omicron BA.4/5. Selain lebih parah, Orthrus lebih andal menempel ke reseptor ACE2 dan bisa memporak-porandakan imunitas tubuh dari riwayat COVID-19 maupun vaksinasi.

Baca Juga: Bagaimana Perawatan Rumahan untuk Mengatasi Gigi Geraham Bungsu Sakit?

Hal ini diuji lewat skenario laboratorium di mana CH.1.1 diuji melawan serum darah 14 nakes yang telah mendapatkan vaksinasi primer dan dua booster. Mengkhawatirkan, serum para nakes menciptakan antibodi 17 kali lebih sedikit terhadap CH.1.1, dibanding terhadap BA.4/5.

"Jelas bahwa CH.1.1 dan [varian baru] CA.3.1 memiliki ketahanan netralisasi yang lebih kuat dan konsisten daripada XBB, XBB.1, dan XBB.1.5. Ini mengejutkan dan memerlukan pengawasan saksama serta investigasi lebih mendalam," tulis para peneliti OSU.

Dominan di Selandia Baru dan Eropa

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mewanti-wanti dunia tentang varian Orthrus. Dalam laporan epidemiologi COVID-19 mingguannya pada 1 Februari 2023, WHO mencatat Orhtrus sebagai menempati tempat ke-3 varian paling ramai di Eropa (12,3 persen), di bawah BQ.1 (13 persen) dan BQ.1.1 (31,3 persen).

Baca Juga: Inilah Rekomendasi Shio yang Suka Iri Dengan Orang Lain!

Halaman:

Editor: Mariana Yunita Jahung

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Penyelam Ikan Ile Ape Tewas Terhanyut Arus Laut

Rabu, 22 Februari 2023 | 10:26 WIB

Terpopuler

X